Jam Gento Bangko Butuh Perhatian

oleh

JURNALJAMBI.CO,-Meski baru selesai direhab tahun lalu, sangat di sayangkan kondisi bangunan Jam Gento yang terletak di Kota Bangko Kabupaten Merangin memprihatinkan, dan Butuh Perhatian.

Dibeberapa sisi plafonnya sudah bolong. Ini diduga karena ada kebocoran atap. Tak hanya itu, diberbagai sisi bangunan ini juga penuh dengan coretan-coretan yang disinyalir dilakukan oleh tangan jahil yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu, kondisi kebersihan disana juga perlu perhatian. Sampah makanan yang dibawa oleh pengunjung berserakan.

Disisi lain, fasilitas umum juga tidak berfungsi seperti toilet umum. Disini toilet tidak berfungsi sama sekali. Akibatnya dibeberapa sudut menjadi tempat orang buang air kecil.

Karena tempat pembuangan air kecil tidak dilakukan ditempatnya, wilayah jam Gento tersebut mengeluarkan bau pesing.

Riadi, warga Kota Bangko yang melakukan kunjungan ketempat tersebut mengaku kecewa, sebab Jam Gento yang diketahui merupakan Icon Kabupaten Merangin seolah tak terurus.

“Ini sudah keterlaluan. WC tidak ada, bau pesing dan sampah juga berserakan,” kata Riadi.

Ironisnya, tempat yang begitu indah ini juga sering dijadikan tempat yang tidak baik oleh sekalangan anak muda. Seperti minum-minuman keras, pacaran diluar batas dan sebagainya.

Sesuai dengan informasi yang dicantumkan didinding jam Gento, waktu kunjungan naik ke menara jam Gento sudah diatur. Buka mulai pukul 08:30 wib hingga pukul 11:45 wib kemudian istirahat dan kembali buka pada pukul 13:00 hingga 17:45 wib, namun kenyataan dilapangan itu tidak ada. Pagar tangga terkunci rapih.

petugas yang rumahnya tak jauh dari lokasi jam Gento. tidak menampik jika jam Gento saat ini sudah jarang dibuka untuk umum, sebab jumlah pengunjung sepi.

“Kalau Abang mau naik nanti jam empatan (16:00 wib). Kalau sekarang (waktu menunjukkan pukul 14:40 wib) masih tutup,” kata petugas.

menanggapi Hal Tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Merangin Dedi Dirmanstias ketika dikonfirmasi mengenai kondisinya Jam Gento tidak terawat membenarkan hal itu.

Ia tidak menapik apa yang disampaikan ketika dilapangan mengenai dinding yang sudah penuh dengan coretan, plafon sudah pada bolong, sampah berserakan dan sebagainya.

“Upaya kita untuk merawat itu sudah maksimal, tapi kelakuan pengunjung ini susah, parah lagi kalau anak sekolah habis kelulusan, dinding itu dicoret pake Pilok,” kata Dedi.

Upaya perawatan sudah mereka lakukan, dinding jam tersebut sudah sangat sering dilakukan pengecetan ulang, tapi tak berapa lama dicet, dinding kembali penuh coretan.

“Petugas kita ada disana, tapi tidak bisa juga menjaga 24 jam,” katanya.

Akhir-akhir ini bangunan memang sengaja tidak dicet ulang, sebab mereka tidak punya biaya perawatan.

“Kami tidak punya biaya perawatan. Ada instansi terkait yang merawatnya,”pungkasnya

 

Penulis/editor : Ivan Ginanjar