Ada Upah yang Belum Dibayar, Dua Bulan Sumur Bor Irigasi di Rantau Alai tak Bisa Difungsikan, Gimana Ceritanya…?

oleh
ilustrasi

ANTO

JURNALJAMBI.CO – Proyek Sumur Bor irigasi persawahan di Desa Rantau Alai Kecamatan Batang Masumai pengerjaan 2017 sudah selesai dilaksanakan bulan november 2017 lalu.

Sayangnya, air untuk irigasi persawahan di desa setempat tak juga mengalir selama dua bulan paska pengerjaan. Usut punya usut, ternyata pihak kuasa dari CV Hellen, Fendi yang mengerjakan proyek APBD Merangin dengan dana Rp.600 juta itu masih menyisakan utang dengan para pekerja di lapangan (tukang).

Lho, kok bisa? Dari informasi yang didapat, Tukang masih menahan kunci sumur bor tersebut dengan harapan pihak kontraktor bisa melunasi hutang pembayaran gaji pekerja yang masih tersisa sekitar Rp.15 juta.

Hal inilah kemudian menyulut polemik ditengah masyarakat setempat. Mereka merasa dirugikan karena air yang mereka harapkan bisa mengaliri sawah ternyata tidak juga teraliri.

” Kita atas nama masyarakat Desa Rantau Alai, benar – benar sangat merasa dirugikan oleh kontraktor pelaksana CV. Hellen bernama Fendi ini, gara – gara masalah pribadi, kelompok tani warga kita yang jadi korban. Kita berharap Pemerintah harus bertindak cepat menyikapi persoalan ini,” ujar Budi tokoh pemuda desa setempat kepada jurnaljambi.co.

Masih menurut Budi, proyek di desanya itu juga terkesan kurang transparan. Ini terlihat saat pengerjaan proyek berlansung, pihak kontraktor tidak terlihat memasang papan merek proyek yang seyogia-nya wajib dipasang.

“Selain air sudah beberapa bulan tidak mengalir, papan proyek pada pengerjaan Sumur Bor ini juga tidak dipasang. Ini jelas ada yang tidak beres,”tegasnya.

Aksi protes warga ini ternyata cepat ditanggapi oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan pengerjaan proyek itu. Salah satunya adalah pekerja proyek yang kuatir mendapat cipratan karena menahan kunci sumur itu.

Meski mengakui Fendi masih berhutang dengan pekerja, dia terpaksa tetap menyerahkan kunci sumur bor itu kepada masyarakat.

“Ya, kalau soal utang Fendi sama kita memang ada, tapi sudah di bayar. Dan masalah air sumur bor sudah hidup, karna Minggu kemarin (19/2) kita bersama pihak Dinas sudah turun, dan menyerahkan kuncinya, ”ujar Yanto menjelaskan irigasi sumur bor baru teraliri hari Minggu (19/2/2018), sekitar dua bulan paska usai pengerjaan proyek.

Jurnaljambi.co mencoba menelusuri persoalan itu kepada kontraktor proyek, Fendi. Dihubungi via telpon, Fendi masih tetap berkilah jika aliran air tidak berfungsi karena ada kendala teknis.

Diapun menepis isu polemik hutang pekerja yang tidak dibayarnya menjadi penyebab sumur bor tidak bisa difungsikan.

“ Soal utang sudah saya bayar, tinggal 15 juta lagi. Kalau air sumur bor tidak hidup itu ada gangguan sedikit, dan pekerja sumur Bor sudah saya minta turun ke lokasi untuk menghidupkan air,” singkatnya.(*)