Miris, Jalan Taman Bandung-Sepintun Putus Total, Sawit Masyarakat Tidak Laku

oleh

JURNALJAMBI.CO, SAROLANGUN – Dalam waktu 2 bulan ini, Masyarakat Desa Taman Bandung-Sepintun  Kecamatan Pauh mengeluhkan derita panjang yang dialaminya, sebuah kondisi yang miris,  akses jalan desa  putus total, tidak bisa dilalui mobil angkutan sawit hasil kebun masyarakat. Kondisi ini  menyebabkan buah sawit (TBS) masyarakat membusuk karena tidak laku dijual. Hal ini sangat berdampak pada merosotnya ekonomi masyarakat.

Kondisi ini tentunya tidak diinginkan dan tidak boleh terjadi, karena masyarakat berhak atas fasilitas infrastruktur yang memadai demi kehidupan yang layak. Pemerintah harus bertanggung jawab dan memenuhi hak rakyat (masyarakat).

Mirisnya lagi, menurut pengakuan masyarakat setempat, sampai saat ini tidak ada bantuan dari perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut untuk memperbaiki jalan, membantu memperlancar akses jalan yang merupakan urat nadi transportasi masyarakat yang umumnya bertani itu.

“Dalam 2 bulan ini jalan yang menghubungkan Desa Sepintun ke Desa Taman Bandung dan Desa Trans A 3, yang dilalui masyarakat beberapa desa, kondisinya hancur parah, bisa disebut putus total karena tidak bisa dilalui mobil angkutan sawit dan sulit dilalui masyarakat, sedangkan hanya ini satu- satunya jalan yang dilewati masyarakat setiap hari dalam mencari nafkah, Perusahaan disini tidak ada yang bantu,” kata sumber media ini dengan suara menghiba, Rabu 10 Mei 2023.

Masalah ini menjadi keluh-kesah masyarakat Sepintun -Taman Bandung, dengan kondisi jalan rusak parah ini tidak bisa menjual sawit, hal ini sangat berdampak pada ekonomi umumnya masyarakat beberapa desa di 6 desa Kecamatan Pauh wilayah timur.

Miris, silakan perhatikan beberapa foto kondisi ril jalan Desa Taman Bandung-Sepintun yang rusak parah  (*)

Dampaknya jelas, bukan saja penghasilan masyarakat yang merosot, harga bahan pokok pun sangat tinggi, sedangkan harga TBS hanya Rp.500 per kilogram dan sulit dijual alias tidak laku.

Baca Juga:  Pemkab Sarolangun Gelar Upacara Peringatan Hardiknas tahun 2023

“Mobil doble gardan pun sangat susah lewat di jalan ini, sembako mahal, buah sawit masyarakat tidak bisa keluar, beras kualitas sedang pun harganya 15 ribu rupiah per kilogram, harga gula pasir 20 ribu rupiah per kilogram, harga TBS cuma 500 rupiah per kilogram dan tidak ada yang mau membelinya, buah sawit kami tidak laku, masyarakat kami banyak yang susah makan,” ungkap sumber media ini, lirih.

Dengan keadaan yang diderita masyarakat Desa Taman Bandung saat ini, masyarakat memohon perhatian semua pihak, khususnya pemerintah daerah Kabupaten Sarolangun, yang seharusnya tidak membiarkan masalah ini terjadi.

Rahman, salah seorang tokoh masyarakat setempat membenarkan kondisi ini, Rahman menyebut jalan yang rusak parah ini panjangnya sekitar 4000 meter (4 Kilo meter), terdapat 10 titik ruas jalan dalam kondisi hancur.

“Kondisi tersebut benar adanya, panjangnya sekitar 4 kilo meter, kondisinya hancur kecuali di jalan berbukit, sepuluh titik jalan  hancur parah, hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki,” jelas Rahman.

Terkait Masalah ini, Camat Pauh Jupri, SE ketika dikonfirmasi media ini mengatakan sudah dapat laporan dari masyarakat, Jupri menyebut saat ini pihaknya bersama masyarakat desa berupaya meminta bantuan perusahaan yang beroperasi di Pauh wilayah timur, Camat Jupri berharap permasalahan jalan ini bisa disikapi dengan baik dengan solusi yang tepat.

“Saya sudah dapat laporan dari masyarakat. Kita berharap Kades seharusnya bijaksana menyikapi masalah ini, bisa mengkomunikasikannya dengan baik bersama masyarakat,” harapnya.

Camat Jupri juga menyebut, jalan tersebut belum pernah mendapat sentuhan pembangunan yang layak dari pemerintah kabupaten Sarolangun walaupun sudah diusulkan pada Musrenbang, namun hingga tahun ini belum juga dianggarkan di APBD, Camat Jupri berjanji akan membawa masalah ini ke Pemerintah Kabupaten Sarolangun dengan harapan persoalan jalan tersebut selesai dan ekonomi masyarakat desa menjadi lebih baik. (gus)