Gema Petani Jambi Kecam Kekerasan terhadap Petani di Geragai

oleh

JURNALJAMBI.CO, JAMBI – DPW Gerakan Mahasiswa Petani Indonesia Jambi mengutuk kekerasan yang dialami petani di Desa Sukamaju, Kecamatan Geragai, Tanjabtim beberapa hari lalu. Ketua Umum DPW Gerakan Mahasiswa Petani Indonesia Jambi, menegaskan ada eksploitasi terhadap sumber daya alam di Tanjabtim dengan mengorbankan petani dan warga.

“Kami mengutuk segala bentuk penindasan terhadap petani di Desa Sukamaju itu. Petani memiliki landasan yang seterang-terangnya atas lahan tersebut, katanya.

Ia menambahkan usulan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) yang diajukan SPI sudah mendekati final. Dan tanah yang berada di desa tersebut termasuk ke dalam salah satu ususlan prioritas TORA. “Kaswari Unggul adalah reinkarnasi VOC pada masa sebelum kemerdekaan. Tidak memiliki HGU lebih dari 20 tahun dan masih berdiri,” tuturnya.

Keamanan proses TORA ini seyogyanya sudah diajukan tim penyelesaian konflik agraria di bawah Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) kepada Panglima TNI dan Kapolri melalui surat nomor B-21/KSK/03/2021. Namun perlindungan untuk mencegah terjadinya kriminalisasi terhadap warga, khususnya pada kasus/lokasi yang sedang dalam proses penyelesaian cenderung lamban.

Pihaknya juga menyayangkan sikap politik pemerintah yang tidak berpihak terhadap rakyat kecil seperti petani. Dalam teknis penyelesaian masalah agraria, di lapangan petani selalu berbenturan dengan aparat sewaan perusahaan.

Ini bermuara pada metode invetarisasi lahan tanpa perlindungan maksismal dari pihak keamanan. Alhasil korban-korban akan terus berjatuhan. Dan Gema Petani mengingatkan kepada seluruh instansi terkait untuk menerapkan keberpihakannya kepada rakyat kecil.

Yuda menegaskan kedaulatan bangsa hanya dapat ditempuh melalui kesejahteraan bersama. Bukan kekayaan segelintir manusia dengan pajaknya. “Tanah untuk pangan, petani subjek yang memproduksi pangan, kedaulatan pangan ialah pilar terwujudnya negara dan bangsa yang adil dan makmur,” ujar Yuda.

Baca Juga:  Kota Jambi Macet, Dishub Bakal Terapkan Rekayasa Lalu Lintas

Kekerasan dialami 7 petani Kamis, 09 Februari 2023 kemarin. Mereka dianiaya dan pondoknya digusur oleh oknum sekuriti PT Kaswari Unggul. Saat itu mereka tengah berada di kebun garapannya di Desa Sukamaju, Kecamatan Geragai.

Sekuriti PT Kaswari Unggul mendatangi pondok milik petani SPI dan meminta agar petani meninggalkan lahan. Karena petani bertahan, sekuriti melakukan tindak penganiayaan terhadap tujuh orang petani itu. Mereka yang menjadi korban adalah Saipudin (34), Sogini (63), Suyadi (64), Isur(51), Azkari (48), Azis (23), dan Sukarman (24).

Para petani tersebut diintimidasi, dipukuli ramai-ramaioleh sekuriti dan juga dilemparkan keluar pondok panggung hingga terjatuh. Bukan itu saja,bahkan Saipudin hendak ditusuk dengan belatih milik sekuriti Kaswari Unggul. Namun saipudin menangkis percobaan penusukan. Setelah kejadian tersebut pondok petani dihancurkan dan petani yang terluka dilarikan ke rumah sakit.

Rangkaian dampak konflik agraria seperti ini bukan menjadi yang pertama di kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sebelumnya di berbagai titik konflik agraria Tanjung Jabung Timur sudah memakan korban. Tidak hanya luka namun harta benda dan tanaman petani tidak luput dari perusakan. Hal ini berdampak pada pelemahan terhadap perjuangan kaum tani atas tanahnya.(ist)