JURNALJAMBI.CO – Ahmad Sahroni resmi dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI oleh Fraksi Partai NasDem. Keputusan tersebut tercantum dalam surat resmi yang ditandatangani Ketua Fraksi Viktor Laiskodat dan Ahmad Sahroni sendiri selaku Sekretaris Fraksi.
Langkah mencopot Sahroni diduga kuat dipicu oleh pernyataannya yang kontroversial saat kunjungan kerja ke Polda Sumatera Utara pada Jumat, 22 Agustus 2025. Saat itu, Sahroni merespons seruan pembubaran DPR dari sejumlah kalangan demonstran dengan menyebut mereka sebagai “mental orang tertolol sedunia.”
“Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia,” ujar Sahroni dalam pernyataan yang kini viral dan memicu kemarahan publik.
Pernyataan itu memantik gelombang kecaman dari masyarakat luas. Tagar #SahroniOut dan #DPRDipermalukan sempat menduduki jajaran trending topic di media sosial, dengan ribuan komentar yang menilai ucapan Sahroni sebagai bentuk arogansi dan penghinaan terhadap aspirasi rakyat.
Kolom komentar di akun Instagram pribadi Sahroni juga dipenuhi amarah netizen. Banyak yang menyebut pernyataannya tidak pantas diucapkan oleh seorang wakil rakyat yang seharusnya mendengarkan dan menyerap aspirasi publik, bukan meremehkannya.
Fraksi NasDem segera merespons sorotan publik ini dengan melakukan rotasi jabatan. Ahmad Sahroni dicopot dari posisinya di Komisi III DPR RI dan digantikan oleh Rusdi Masse Mappasessu, yang sebelumnya merupakan anggota Komisi I DPR.
Sebagai gantinya, Sahroni dipindahkan ke Komisi I DPR – rotasi yang dianggap sebagai penurunan posisi secara politis, mengingat Komisi III selama ini dikenal sebagai komisi strategis yang membidangi hukum, pengawasan terhadap KPK, Polri, dan Kejaksaan.
Ketua Fraksi NasDem Viktor Laiskodat menyatakan bahwa rotasi ini adalah bagian dari langkah strategis partai untuk menjawab dinamika politik yang berkembang.
“Kami ingin setiap kader bekerja sesuai kapasitas terbaiknya untuk rakyat. Rotasi ini adalah bagian dari semangat restorasi, dan juga untuk menjawab tantangan kebangsaan,” kata Viktor dalam keterangan tertulis.
NasDem menekankan bahwa keputusan ini bukan hanya soal internal partai, tetapi bentuk sikap adaptif dan responsif terhadap tekanan dan ekspektasi publik yang terus meningkat, terutama di era keterbukaan informasi.
Komisi III DPR dikenal sebagai salah satu komisi yang paling vital dalam sistem demokrasi Indonesia. Ia memiliki peran kunci dalam mengawasi lembaga penegak hukum seperti KPK, Polri, dan Kejaksaan Agung.
Pernyataan kontroversial dari seorang pimpinan komisi dinilai bisa merusak kredibilitas lembaga tersebut, dan menurunkan kepercayaan publik terhadap DPR sebagai institusi legislatif.
Ahmad Sahroni dikenal sebagai “Crazy Rich Tanjung Priok”, dengan latar belakang yang inspiratif – dari tukang semir sepatu hingga menjadi pengusaha sukses dan anggota DPR. Namun, sejumlah pernyataan kasarnya beberapa waktu terakhir mulai menimbulkan kontroversi, terutama di kalangan masyarakat sipil dan aktivis demokrasi.
Dalam beberapa bulan terakhir, ia juga sempat menjadi sorotan karena mempertanyakan terminologi “OTT” dalam rapat dengan KPK serta pernyataan keras dalam beberapa isu hukum lainnya.