JURNALJAMBI.CO – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming menghadiri Panen Raya Kopi Ijen di Java Coffee Estate, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Kegiatan ini menjadi bagian dari implementasi Asta Cita Prabowo-Gibran, terutama dalam mendukung penguatan UMKM dan peningkatan daya saing produk kopi lokal di pasar internasional.
Dalam kunjungannya, Wapres menegaskan bahwa Indonesia sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia harus fokus menjaga kualitas serta meningkatkan kuantitas produksi kopi untuk menjawab permintaan global. Ia juga menekankan pentingnya hilirisasi dan strategi branding untuk mendorong nilai tambah produk kopi Indonesia.

“Kualitas saja tidak cukup. Indonesia harus dikenal lewat cita rasa dan produk turunan kopi kita,” ujar Gibran usai mencicipi kopi Ijen tanpa gula atas rekomendasi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Gibran juga menyampaikan bahwa pemerintah tengah menyusun pembentukan Koperasi Merah Putih, yang akan berperan dalam pembiayaan, pemasaran, dan penguatan kelembagaan petani kopi. Langkah ini diharapkan mendorong kemandirian dan kesejahteraan petani.
Direktur Utama PTPN IV, Jatmiko Krisna Santosa, memaparkan bahwa produktivitas kopi petani saat ini masih rendah, yakni 180–300 kg/ha. Target ke depan adalah mencapai 2 ton per hektare melalui pelatihan budidaya modern dan intensifikasi.
Jatmiko juga menjelaskan pentingnya hilirisasi kopi. Petani yang biasanya menjual cherry dengan harga Rp15.000/kg berpotensi memperoleh hingga Rp160.000/kg bila mengolahnya menjadi green bean. Untuk itu, PTPN telah membangun pabrik pengolahan kopi rakyat demi mendukung peningkatan nilai jual dan kualitas produk ekspor.
Dalam kegiatan panen raya ini, Wapres turut memetik biji kopi bersama sekitar 150 petani, mengenakan caping dan membawa keranjang, sebagai bentuk penghormatan terhadap kerja keras petani. Di akhir kegiatan, ia juga menyerahkan bantuan simbolis berupa sembako dan kambing kepada perwakilan petani.
Perkebunan kopi Ijen mencakup lahan seluas ±15.600 hektare, terdiri dari lahan PTPN dan ±10.600 hektare lahan Perhutani yang dikelola petani rakyat. Java Coffee dari Ijen telah lama dikenal sebagai kopi arabika unggulan Indonesia yang diekspor ke berbagai negara.
Dengan dukungan program hilirisasi, branding, dan koperasi petani, kawasan Ijen ditargetkan menjadi sentra kopi kelas dunia, sekaligus pendorong utama ekonomi kerakyatan di pedesaan Jawa Timur.