JURNALJAMBI.CO – Ketegangan global meningkat tajam setelah Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan udara besar-besaran terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran Fordow, Natanz, dan Isfahanbpada Sabtu malam (21/6/2025). Serangan yang diklaim sebagai “sukses besar” oleh Presiden AS Donald Trump ini langsung memicu reaksi keras dari China dan memunculkan sinyal peringatan dari Rusia.
China melalui media pemerintahnya, CGTN, mengecam tajam serangan AS, menyebutnya sebagai “titik balik berbahaya” di Timur Tengah. Beijing menegaskan bahwa solusi militer hanya akan memperburuk situasi, sambil menyoroti sejarah kelam intervensi AS di Irak tahun 2003. Presiden China Xi Jinping bahkan menawarkan diri sebagai mediator perdamaian antara Iran dan Israel.
Meski hingga kini belum memberi bantuan militer langsung, China mulai memberi isyarat kesiapan lebih jauh. “Iran tidak butuh retorika tetapi pertahanan konkret,” kata pakar kebijakan luar negeri Andrea Ghiselli kepada Time. Hal ini menandakan potensi keterlibatan lebih dalam jika situasi memanas.
Sementara itu, Rusia sekutu dekat Iran dan musuh lama AS di berbagai arena global masih bungkam secara resmi. Namun sebelumnya, Moskwa telah memperingatkan bahwa setiap serangan terhadap fasilitas nuklir Iran seperti reaktor Bushehr bisa memicu bencana selevel Chernobyl. Rusia juga menilai serangan AS berpotensi mengguncang stabilitas kawasan secara masif.
Dalam pernyataan terbarunya, Trump menegaskan serangan udara tersebut adalah peringatan bagi Iran untuk segera menyerah. Ia bahkan mendesak Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk “memilih damai atau menghadapi tragedi.”
Namun, banyak analis memperingatkan bahwa jika AS terus menekan Iran, terutama dengan upaya menggulingkan pemerintahannya, maka baik China maupun Rusia bisa mengubah posisi mereka dari retorik ke tindakan nyata. Ini berarti dunia bisa menyaksikan eskalasi militer global antara kekuatan besar dunia dalam waktu dekat.
Apakah Perang Dunia Ketiga Akan Terjadi?
Dengan meningkatnya intensitas konflik, dan keterlibatan aktor global seperti AS, Israel, Iran, China, dan Rusia, para pengamat memperingatkan bahwa dunia kini berada di ambang perang besar yang bisa meluas melampaui kawasan Timur Tengah.
Pihak Gedung Putih sendiri mengonfirmasi bahwa Trump telah berbicara langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu usai serangan, dan menekankan solidaritas penuh antara Washington dan Tel Aviv.
Sementara itu, dunia menanti langkah lanjutan dari Teheran, Moskwa, dan Beijing. Apakah ini awal keterlibatan militer Rusia dan China secara langsung melawan AS dan Israel.