JURNALJAMBI.CO, Jambi – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi, dr.Samsiran Halim menyatakan bahwa Dinas Kesehatan Provinsi Jambi akan meningkatkan sosialisasi pencegahan terhadap Virus Corona, terutama kepada para medis yang ada di kabupaten/kota se Provinsi Jambi.
Dia mengatakan, peningkatan sosialisasi itu sangat penting supaya masyarakat lebih mengetahui dan semakin banyak yang mengetahui cara pencegahan terhadap Virus Corona, termasuk juga untuk memproteksi para medis. “Masyarakat dan juga paramedic harus diproteksi,” ujarnya, Rabu (4/3).
Pihaknya merencanakan untuk keliling ke kabupaten/kota, untuk bertemu dengan orang-orang kesehatan untuk menentukan definisi operasional Corona, sehinggga tidak salah sebut, jangan sampai batuk pilek biasa langsung disebut Corona.
“Kami lagi rancang, kami akan keliling kabupaten dan kota. Tadi kami sudah kumpulkan Dinas Kesehatan Kota Jambi, seluruh Puskesmas tadi sudah kami kumpulkan, bagaimana pencegahan dan bagaimana sosialisasi ke masyarakat juga akan kami sampaikan. Besok kami ke Batanghari, kemudian rencana hari Jumat ke Kota Jambi, kumpul dengan orang klinik dan rumah sakit, dan Puskesmas, hari Senin ke Tanjab Timur, Selasa ke Muaro Jambi, dan ke kabupaten/kota lainnya akan diatur. Petugas kesehatan juga harus dilindungi, dan harus tahu pencegahan,” terangnya.
Sementara, untuk rujukan penanganan Virus Corona di Provinsi Jambi adalah Rumah Sakit Umum Raden Mattaher. “Namun, rumah sakit di kabupaten/kota juga harus siap, petugas kesehatan juga harus kita protect (lindungi), bagaimana merujuknya tentu ada standarnya, bukan asal rujuk saja,” ungkapnya.
Terkait kesiapan Sumber Daya Manusia dalam menghadapi Virus Corona, teknis perawatan, teknis medisnya di Rumah Sakit Raaden Mattaher. “Obatnya belum ada, paling yang support untuk daya tahan tubuh. Kalau sudah menyerang ke paru-paru, itu yang kita khawatirkan, bisa merusak paru-paru,” katanya.
Dalam penanganan Viris Corona, terang Samsiran, sekarang disediakan 3 kamar di RSUD Raden Mattaher Jambi, selain itu ada cadangan 1 kamar untuk 3 orang. “Kita tidak mungkin juga sediakan semua yang belum tentu dipakai, dan kita tidak berharap banyak-banyak. Di rumah sakit lain diimbau minimal ada 1 kamar untuk isolasi,” tambahnya.
“Kemarin kita rapat, kita provinsi sudah buat Satgas, jadi semua pihak terkait dilibatkan, diantaranya KKP, pihak bandara, kalau perlu karantina ada Dinas Sosial, kalau perlu karantina dalam jumlah banyak, Asrama Haji akan dipakai, yang nanggung makan Dinas Sosial. Imigrasi, orang-orang asing dan tenaga kerja asing harus kita koordinasi, bea cukai, polisi, Humas. Jadi banyak yang terlibat,” jelasnya.
Dia juga menyampaikan imbauan gubernur, bagi masyarakat yang merencanakan ke luar negeri, untuk sementara kalau tidak mendesak supaya tidak ke luar negeri. Dan untuk menyiapkan Puskesmasnya masing-masing karena puskesmas di kabupaten dan kota.
Dia menyarankan untuk menjaga kebersihan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dianjurkan sering cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, “Jadi (yang kotor) terbuang ke bawah, dan jangan sering-sering megang muka (wajah), karena kebersihan tangan tidak bisa dijamin,” pungkasnya. (*)
Penulis : Mario Dwi Kurnia