JURNALJAMBI.CO, MERANGIN – Ruang aula Depati Payung Kantor Bappeda Merangin, pada Selasa pagi, 17 Juni 2025, menjelma menjadi panggung bagi sebuah harapan.
Puluhan meja tersusun rapi, menanti sentuhan pena dan goresan gagasan. Pukul 08.30 WIB, seratusan pejabat pemangku kebijakan, berseragam Korpri yang serupa, tampak hadir mengisi setiap kursi yang telah disediakan, seolah barisan prajurit yang siap berjuang untuk perubahan dimasa depan.
Langkah tegap Bupati Merangin, H.M. Syukur, S.H., M.H memecah hening. Bersama para punggawa pemerintahan, Ia memimpin Musrenbang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2025-2030.
Rapat ini bukan sekedar rapat biasa. Ini adalah jantung dari sebuah mimpi, tonggak pondasi utama pembangunan Kabupaten Merangin menuju visi Merangin Baru 2030 di bawah kepemimpinan Syukur-Khafidh.
Setiap kata, setiap angka, setiap target yang akan terukir di lembaran RPJMD ini adalah benih yang akan menentukan ‘panen’ pembangunan bagi Kabupaten Merangin dalam lima tahun kedepan.
Dalam suasana khidmat bercampur genting, Bang Syukur —begitu sapaannya— menyampaikan amanatnya. Suaranya tegas, namun sarat makna, menekankan betapa pentingnya Musrenbang RPJMD ini sebagai peta jalan pembangunan. Ia tak menutupi kegeramannya saat mendapati banyak OPD yang absen.
“Semua berawal dari sini, dari perencanaan. Kalau kita salah melangkah, maka untuk output-nya kita akan sulit, karena sudah tidak sesuai dengan visi misi,” ujarnya, seolah mengingatkan bahwa sebuah bangunan megah tak akan berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat.
Dengan lugas, Ia memaparkan 18 isu strategis yang menopang Visi Merangin Baru 2030. Panggilan untuk berinovasi dan berkreasi pun menyapa para pejabat pemangku kebijakan, bukan sekedar menjalankan rutinitas.
“Saya ini masih muda, rasanya saya ingin marah ketika melihat ada OPD yang tidak hadir. Kalau saya marah kepada bapak-bapak yang sudah tua, tentukan tak elok. Tapi, kalau tahun 2026 tidak ada perubahan, akan saya libas semuanya,” kalimat itu meluncur tajam, sebuah peringatan keras yang menggantung di udara, menegaskan komitmennya yang tak tergoyahkan.
Bukan hanya soal disiplin, Bang Syukur juga menyoroti ironi di balik kekayaan alam Merangin yang melimpah ruah.
Sebuah kabupaten dengan potensi alam yang besar namun belum mampu swasembada beras, ikan, telur, ayam, dan berbagai kebutuhan dasar lainnya.
Dengan nada penuh harapan, Ia meminta agar program ketahanan pangan menjadi skala prioritas utama dalam RPJMD, diiringi pemanfaatan teknologi. (*)