JURNALJAMBI.CO, SAROLANGUN – Penjabat (Pj) Bupati Sarolangun Dr. Ir. Bachril Bakri, M.App. SC menghadiri Launching Program Bapak Asuh Anak Penderita Stunting (BAAS) oleh PT. Minimex Indonesia tahun 2023 bekerjasama dengan Puskesmas Mandiangin dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun, di Desa Desa Taman Dewa Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun, Selasa 6 Juni 2023, dihadiri pimpinan PT. Minimex Indonesia beserta jajaran dan beberapa pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sarolangun dan para undangan.
Pada sambutannya, atas nama Pemkab Sarolangun, Pj Bupati Sarolangun Bachril Bakri mengucapkan terima kasih sekaligus apresiasi kepada Pimpinan PT. Minemex beserta jajaran, berharap semoga dengan kebijakan program dengan pola BAAS dapat memberikan kontribusi dalam Penanganan Penurunan Stunting di Kabupaten Sarolangun.
Sebagaimana diketahui, stunting adalah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya dan memiliki penyebab utama kekurangan nutrisi. Selain melibatkan pemerintah, pencegahan Stunting juga harus melibatkan masyarakat baik itu tingkat atas maupun menengah ke bawah, karena peran aktif masyarakat dalam bekerja untuk mencegah kasus Stunting tidak bisa pemerintah saja, harus ada keterlibatan semua unsur agar tercapainya program ini.
Dalam pidatonya, Pj Bupati Bachril Bakri mengungkap permasalahan stunting, Percepatan penurunan stunting memerlukan intervensi spesifik, intervensi sensitif, dan dukungan teknis yang dilaksanakan secara holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara Pemerintah Daerah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan Desa/Kelurahan, dan stake holder lainnya.
Untuk mempercepat pencapaian target yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020- 2024 dan berdasarkan Keputusan Kepala Bappenas Nomor: KEP.10/M.PPN/HK/02/2021 tentang Penetapan Perluasan Kabupaten/Kota Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2022 bagi 514 Kabupaten/Kota se-Indonesia termasuk Kabupaten Sarolangun.
Lanjut Bachril Bakri, Secara nasional Pemerintah menargetkan 14% pada Tahun 2024, sedangkan Angka Prevalensi stunting Kabupaten Sarolangun berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 sebesar 21,4 persen turun menjadi 16,8 Persen pada tahun 2022 dimana telah terjadi penurunan sangat signifikan tetapi belum mencapai target Kabupaten Sarolangun yang telah ditetapkan TPPS Provinsi Jambi sebesar 15%. Tentu saja hal ini perlu kerja keras pemangku kepentingan agar percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sarolangun tercapai.
Menurut Bachril Bakri, penguatan percepatan penurunan stunting dilakukan dari hulu ke hilir. Artinya intervensi dilakukan bukan hanya pada saat 1.000 hari pertama kehidupan, sejak ibu hamil hingga anak berusia 2 tahun. Tetapi intervensi juga harus dilakukan mulai dari remaja dan calon pengantin. Selain itu, intervensi juga harus dilakukan melalui pendekatan multi sektor dan multipihak melalui pentahelix yaitu menyediakan platform kerjasama antara pemerintah dan unsur pemangku kepentingan (dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat dan media).
“Intervensi melalui pendekatan multi sector diantaranya adalah melalui komitmen bersama dalam partisipasi Program BAAS dengan melibatkan dunia usaha,” katanya.
Menindaklanjuti masalah stunting, Pemkab Sarolangun telah membuat kebijakan terkait Program BAAS dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor 189/SE/BAPPEDA/2023 Tentang Dukungan Dunia Usaha Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sarolangun dan Proposal Bapak Asuh Anak Stunting dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sarolangun sebagai pedoman pelaksanaan terkait Program BAAS tersebut.
Pada kesempatan ini, Bachril Bakri membeberkan keberadaan stunting di Kabupaten Sarolangun. Berdasarkan Data E-PPGBM dari Dinas Kesehatan bulan Februari 2023 anak Balita Stunting di Kabupaten Sarolangun berjumlah 740 orang yang tersebar di seluruh 11 kecamatan. Untuk Kecamatan Mandiangin ada 49 balita dengan kasus stunting dimana pada hari ini sudah mendapatkan penanganan secara spesifik oleh PT. Minemex dengan intervensi pemberian makanan tambahan sesuai dengan jumlah kebutuhan kalori selama 6 bulan dan secara berkala akan diberikan setiap minggu serta dimonitoring dan evaluasi perkembangan kesehatannya.
“Saya berharap agar Kegiatan Program BAAS ini tidak hanya dapat dilakukan oleh PT. Minemex saja tetapi perusahaan lain yang ada di Kecamatan Mandiangin dapat berperan serta juga terhadap kegiatan ini,” harapnya.
“Mudah-mudahan dengan Program ini dapat mengurangi angka kasus Stunting di Kabupaten Sarolangun dan apa yang menjadi harapan serta niat kita semua dapat terwujud dan mendapat berkah,” tutup Pj Bupati Bachril Bakri.
Pantauan media ini, acara Launching Program Bapak Asuh Anak Penderita Stunting oleh PT. Minimex berjalan lancar, terlihat pancaran harapan para orang tua penderita stunting dan masyarakat setempat agar permasalahan stunting dapat dicegah dan diberantas ke depannya menuju anak sehat tanpa stunting. (Agus)