Dilewati Angkutan Batubara Over Tonase, Aspal Jalan Pitco Jadi Lumpur

JURNALJAMBI.CO, SAROLANGUN – Jalan Pitco di Kecamatan Pauh wilayah timur Kabupaten Sarolangun, kini kondisinya semakin hancur. jalan aspal yang dibangun semasa Bupati Cek Endra ini sudah berubah menjadi lumpur. Sebagaimana diketahui, Jalan Pitco sepanjang sekitar 24 kilo meter yang dibangun dengan APBD Sarolangun dengan dana puluhan milyar itu dipakai perusahaan batubara tanpa komitmen yang realistis.

Dari penelusuran media ini, akses jalan sebagai urat nadi transportasi masyarakat lima desa ini, yaitu Desa Sepintun, Desa Lubuk Napal, Desa Lamban Sigatal, Desa Seko Besar dan Desa Taman Bandung semakin hancur karena dilewati truk angkutan batubara yang diduga tanpa adanya komitmen dengan Pemkab Sarolangun, atau kalaupun ada, sampai saat ini belum ada komitmen yang terealisasi. Masyarakat meminta perhatian Pemerintah dan pihak-pihak terkait menyikapi masalah ini dengan baik.

Bacaan Lainnya

Pantauan media ini, Jalan Pitco sejak dibangun aspal oleh Pemkab Sarolangun sudah hancur dilewati perusahaan angkutan batubara yang beroperasi sebelum ini,  dengan komitmen yang tidak realistis. Saat ini Jalan Pitco semakin hancur akibat dilewati angkutan batubara dengan muatan over (lebih.red) tonase, informasi terkini, jalan ini sedang dipakai oleh perusahaan batubara dengan IUP PT. SARS, walaupun di saat hujan, sebagaimana kesaksian dan pengakuan Ahmad Hawari alias Ayen, warga Sepintun mewakili masyarakat lima desa Kecamatan Pauh wilayah Timur.

Ayen menyebut sudah melayangkan surat yang ditandatangani 4 Kepala Desa di Kecamatan Pauh wilayah timur yang ditujukan ke DPRD Sarolangun, Dinas Perhubungan Pemkab Sarolangun, Camat Pauh dan pihak-pihak terkait, pada Selasa 30 Agustus 2022, isi suratnya meminta Pemerintah dan pihak-pihak terkait menyikapi masalah ini dengan baik.

“Kami minta Pihak Pemerintah dan DPRD turun untuk menutup jalan Pitco, bila surat kami lewat dari 14 hari tidak disikapi, kami akan melakukan aksi tutup jalan Pitco, nampaknya tidak ada solusi lain, ketika jalan Pitco terus dihantam dengan truk DT dan HDL yang over tonase, jalan aspal yang dibangun Pemkab Sarolangun dengan dana puluhan milyar itu habis, kini jadi lumpur,” kata Ayen, Kamis (1/9).

Terkhusus untuk Dinas Perhubungan, masyarakat meminta didirikan pos penjagaan untuk menyetop angkutan batubara lewat, menurutnya kalau tidak distop, jalan Pitco akan hancur lebur.

“Kepada Pemerintah, kami minta peran aktif Dinas Perhubungan dalam masalah ini, dirikan pos perhubungan di simpang Pitco untuk menyetop angkutan batubara lewat, kalau tidak, jalan Pitco yang hancur akan semakin parah dan sulit dilewati masyarakat,” kata Ayen berharap.

Ditanya media ini perusahan apa yang beroperasi melewati jalan Pitco, Ayen menyebut satu nama perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP), dan tidak menyebut perusahaan angkutan yang mengangkut tambang.

“Setahu kami, perusahaan yang beroperasi menurut IUP adalah PT.SARS,” ucapnya, singkat.

Lanjut Ayen, dalam waktu menunggu tindakan Pemerintah, masyarakat sudah membuat spanduk larangan yang akan dipasang di lokasi tambang.

“Kami sudah siapkan spanduk larangan beroperasi bagi perusahaan batubara, akan kami pasang di lokasi tambang,” pungkas Ayen.

Sementara itu, konfirmasi dan tanggapan dari Pihak pemerintah dan Pihak-pihak terkait lainnya terhadap masalah ini, belum berhasil diperoleh media ini. (gus)

Ini beberapa foto ruas jalan aspal yang berubah menjadi tanah lumpur : (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *