Proyek PUPR Amburadul di Bungo Kabarnya Dimodali oleh Bos Djambi Waras

oleh

JURNALJAMBI.CO, JAMBI – Proyek rehab dan renovasi sarana prasarana sekolah miliaran rupiah yang dikerjakan asal jadi di Bungo dimodali oleh bos salah satu pabrik karet terbesar di Jambi. Informasi yang didapat Jurnal Jambi, pemodal utama proyek tersebut adalah Heri Lotiansyah, petinggi PT Djambi Waras.

PT Djambi Waras adalah pabrik karet di bawah naungan perusahaan induk Kirana Megatara. Heri Lotiansyah tercatat sebagai regional head PT Kirana Megatara untuk wilayah Jambi 1 yang membawahkan PT Djambi Waras-Jambi dan PT Djambi Waras-Jujuhan di Bungo.

“Bos atau pemodalnya Gusrian Wirianto itu, ya, Heri Lotiansah PT Djambi Waras. Heri ini omnya Gusrian,” ungkap sumber dari kalangan kontraktor Jambi. Gusrian adalah pelaksana proyek rehabilitasi dan renovasi lima sekolah di Bungo yang dikerjakan asal jadi sehingga dibongkar lagi.

Hubungan antara Gusrian Wirianto dan Heri Lotiansyah pun terbaca dari dokumen PT Jambi Energi Cemerlang (JEC) yang juga bermasalah dalam membangun jembatan Parit Gompong Kualatungkal senilai Rp 18 miliar.

Dalam dokumen terakhir yang didapat Metro Jambi, baik Gusrian maupun Heri tercatat sebagai direktur di PT JEC. Keduanya juga merupakan pemegang saham perusahaan yang tercatat beralamat di Jalan Raden Pamuk, Kasang, Jambi Timur ini.

Proyek di Bungo merupakan bagian dari rehab dan renovasi sarana prasarana sekolah klaster Bungo-Tanjabbar dari Kementerian PUPR dengan pagu anggaran Rp 39 miliar. Tender proyek APBN 2021 ini dimenangkan oleh PT Karya Bersama Putra Mandiri milik Maries Lubis dengan penawaran Rp 31,9 miliar.

Di lapangan, pekerjaan dikendalikan oleh Gusrian Wirianto, yang diketahui juga di-sub kontrakkan ke sejumlah pihak. Berdasarkan kontrak, proyek tersebut meliputi lima SD di Bungo dan 11 SD dan SMP di Tanjab Barat.

Baca Juga:  Mitra Binaan PTPN VI Batik Ardiah Torehkan Keberhasilan

Belakangan diketahui, semua pekerjaan di Bungo bermasalah karena dibangun di atas pondasi lama, dengan besi dan sloop yang tidak sesuai RAB. Akhirnya, kontraktor diminta membongkar semua bangunan tersebut untuk membuat pondasi baru.

Tak hanya di Bungo, sebagian pekerjaan di Tanjab Barat juga bermasalah. kali molor, beberapa pekerjaan juga terkesan asal-asalan. Namun Balai Prasana dan Permukiman Wilayah (BPPW) Jambi yang dikepalai Azna Legawaty terkesan tidak tegas menyikapi kinerja PT KBPM.

Di tempat terpisah, Jurnal Jambi mencoba mendatangi PT Jambi Waras untuk mengkonfirmasi terkait keterlibatan Petinggi PT Jambi Waras dalam Pendanaa proyek senilai 31,9 Miliar, yang asal asalan tersebut.

Tiba di PT Jambi Waras Jurnal Jambi sempat melihat Heri Lotiansyah namun sulit untuk di mintai keterangannya terkait keterlibatan dirinya dalam proyek senilai 31,9 Miliar.

Namun kami mencoba menghubungi salah satu karyawan untuk meminta memfasilitasi pertemuan dengan Heri namun lagi lagi Heri Lotiansyah tak mau di temui.

“Maaf BG, pak Heri tak mau di temui ” ungkap salah satu pegawai PT Jambi Waras. (*)