Menurut warga selama pengerjaan jalan setapak yang mengunakan anggran Pemkab Merangin, kontraktor tidak pernah memasang papan merk. Sehingga, warga tidak tahu siapa yang mengerjakannya.
"Selama pengerjaan proyek dilingkungan Rumah Tuo, ini adalah pengerjaannya yang paling buruk. Belum sampai tiga bulan batu dijalan sudah bertebaran kemana mana," ujar Yahya.
Warga berharap baik kontraktor maupun dinas yang mengeluarkan anggran Pemkab Merangin bertangung jawab. Selain itu warga juga berharap pihak hukum bisa memproses pengerjaan proyek tersebut.
"Mutunya sangat buruk, banyak yang melihat itu satu molen semennya setengah sak. Kalau seperti inikan yang dirugikan masyarakat, tidak lama lagi itu jalan akan nampak besinya," ujar warga.
"Jelas kami protes dengan jalan setapak ini, kalau bisa pihak hukum harus memprosesnya. Jangan tau ngambil untung, yang dirugikan masyarakat," pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada konfirmasi dari pihak pelaksana proyek. (*)
