Ayah Lega, Batu Selamatkan Nyawa Anaknya dari Tsunami Selat Sunda

Reporter: Super Admin - Editor: No Editor
- Selasa, 25 Desember 2018, 08:27 AM
JURNALJAMBI.CO – Bencana tsunami memang meninggalkan duka yang sangat mendalam. Tak jarang, keajaiban pun muncul kala harapan mulai memudar. Seperti yang dialami oleh Sumargono, 53 tahun yang mengaku tidak tidur dua malam belakangan.



Ia sulit memejamkan mata sejak mendengar berita di televisi tentang tsunami Selat Sunda yang menerjang kawasan pantai di Banten dan Lampung pada Sabtu malam, 22 Desember 2018.

Anak keduanya, Aby Asa Niswantoro, 18 tahun adalah karyawan koperasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan yang tengah mengikuti acara gathering di Pantai Carita Anyer, Serang, pada malam itu. "Sampai detik ini juga saya belum tidur," kata Sumargono saat ditemui di Instalasi Gawat Darurat, RSUD Tarakan, Senin 24 Desember 2018.

Aby telah ditemukan di antara korban selamat dan sedang dirawat di RSUD Tarakan. Menurut Sumargono, anaknya mengalami luka di bagian kepala dan kaki. Sempat tak sadarkan diri setelah terseret gelombang hingga 100 meter ke tengah laut, Aby disebutnya masih mengenali ayah dan saudara-saudaranya.

Aby, kata Sumargono, berpegangan pada sebuah batu saat terseret gelombang air. Menurut dia, Aby tidak mendengar suara air datang. "Kejadian itu begitu tiba-tiba."

Peristiwa bencana ikut melontarkan ingatan Sumargono ke momen saat putranya berpamitan pergi ke Pantai Carita. Saat itu dirasanya berbeda daripada biasanya. "Biasanya dia maksa untuk salaman kalau mau pergi, tapi waktu itu cuma "tek" (hanya bersentuhan sedikit) gitu aja," kata dia.

Perasaan campur aduk akhirnya reda saat seseorang menghubungi Sumargono pada Ahad pagi. Orang tersebut mengabarkan, putranya itu termasuk di antara korban selamat. "Saya lega banget, kakaknya juga sampai menangis," kata Sumargono.

Terlihat jelas melalui gambar udara kerusakan pasca tsunami di Kampung Sumur, Banten, Senin 24 Desember 2018.

Sebelumnya, Direktur Utama RSUD Tarakan Jakarta Dian Ekowati menyebut 20 karyawan koperasi rumah sakitnya menjadi korban tsunami. Dian menambahkan karyawan itu membawa keluarganya berlibur ke Pantai Anyer, Serang, Banten, sehingga total jumlah mereka 54 orang.

Dian menuturkan, 20 karyawan koperasi sedang mengadakan acara family gathering tahunan. Tahun ini, mereka menghabiskan waktu bersama di Pantai Carita Anyer, Serang, Banten. "Mereka berangkat pada Sabtu, 22 Desember 2018, sekitar pukul 08.00 WIB dan rencananya kembali Minggu," kata dia Minggu malam, 23 Desember 2018.

Sumber: Tempo.co

Tags

Berita Terkait

X