JURNALJAMBI.CO – Ribuan warga Desa Muara Madras Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Jambi mengiringi prosesi pemakaman tiga santri korban tenggelamnya mobil Camat Jangkat Timur di Kabupaten Batanghari, Jambi.
Antrean warga yang dirundung duka mendalam itu mengular disepanjang jalan Desa Muara Madras. Ketiga korban yakni R Anisa (12), Hani (11) dan Afnan (11) merupakan santri Pondok Pesantren Sungai Lilin, Jambi.
“Korban sudah dimakamkan. Jalan menuju pemakaman dipadati oleh warga yang mengantar jenazah,” kata Kapolsek Jangkat Iptu Ambar (13/12).
Kejadian kecelakaan ini terjadi pada Selasa (12/12) sekitar pukul 15.00 wib dijalan AMD Kelurahan Pasar Baru Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Dari kelima korban yabg berhasil dievakuasi tersebut tiga orang dinyatakan meninggal dunia. Sementara dua orang selamat adalah Sodri (56) Camat Jangkat Timur dan putranya Rohadi (15). Korban selamat sempat dalam kondisi kritis dan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (Hamba) Muarabulian.
Informasi yang dihimpun, kejadian berawal ketika mobil yang dikendarai Rohadi melaju melewati jalan alternatif Jalan AMD menuju Pasar Baru, Muarabulian. Sesampai di jalan yang penuh dengan genangan air, pengemudi mobil tetap memaksa menerobos banjir.
Naas, jalan itu tak hanya digenangi air tetapi dalam kondisi rusak parah. Menurut warga, terdapat lobang besar sepanjang jalan di area kejadian. Lubang itu tertutup genangan air setinggi sekitar 2 meter.
Sebelum terseret arus, mobil jenis Strada Nopol BH 8012 F itu menghantam lobang yang tertutup genangan air. Akibatnya mobil oleng dan sempat mengapung lalu hanyut.
“Saya sedang memperbaiki antena, melihat mobil double gardan warna hitam melaju dari arah Desa Kilangan. Sampai digenangan air terdapat lobang besar, mobil itu tampak mengapung. Sayo bergegas memastikan dan melihat mobil mengapung dan hanyut ke arah kanan jalan. Karena sayo sendirian, sayo bebalek mengambil rakit,” ungkap Irwansayah, salah seorang warga pertama ikut menolong mengevakuasi korban.
Lebih lanjut ia menerangkan, saat itu warga lainnya yang sedang mencuci motor disekitar lokasi juga ikut membantu. Ia membuka pintu. Sementara Irwansyah mengambil rakit.
“Penumpang yang gemuk duduk paling depan pertama kali diselamatkan. Sementara tiga penumpang yang dibelakang masih anak-anak,” terangnya.
Saat memberikan pertolongan bersama tiga warga lainnya dan beberapa bocah yang tengah main air di sekitar TKP, ikut membantu menyeret rakit. Para korban yang berhasil dikeluarkan, langsung dievakuasi ke atas rakit.
“Waktu itu semua korban masih sadar, reaksi nafasnya masih ada,” terangnya ketika ditemui di sekitar TKP, kemarin.
Sebelum kejadian, warga dan anak-anak yang main digenangan air sekitar TKP sudah menperingatkan agar pengendara tidak melintas. Hanya saja, peringatan tersebut tidak diindahkan. Mobil tetap melaju menerobos genangan air.
“Kami sudah kasih tahu jangan lewat. Jalan rusak dan airnya dalam, tapi tetap lawat,” ungkap beberapa anak yang mandi digenangan air tersebut.
Masih menurut warga, peristiwa kecelakaan serupa sudah empat kali terjadi. Beruntung, tidak ada korban jiwa karena berhasil keluar dari mobil. “Bulan ini saja tiga. Ini kejadian yang keempat dan ada korban meninggal dunia,” ungkap Irwasyah.
Warga lain di TKP berharap pemerintah memberikan tanda peringatan atau menutup sementara jalan AMD tersebut.
“Pemerintah atau pihak terkait memberikan tanda peringatan berbahaya. Agar tidak ada korban jiwa lagi,” tandas Narto.
Kasat Lantas Polres Batanghari, AKP Nafrizal menerangkan diduga sebelum terjadinya kecelakaan tunggal, kendaraan Mitsubishi Strada Nopol BH 8012 F melaju dari arah Tempino menuju Muara Bulian. Sesampainya di Jalan AMD RT 10 Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Muara Bulian jalan pada saat itu tergenang air.
“Korban sudah diperingatkan agar tidak melintas dijalan tersebut. Namun pengemudi tidak menghiraukan, sehingga kendaraan tersebut terseret arus air dan tenggelam. Akibat dari kejadian tersebut pengemudi tidak sadarkan diri, penumpang bernama Sodri tidak sadarkan diri dan 3 penumpang lainnya meninggal dunia di TKP,” kata dia.
Penulis / Editor : Ivan Ginanjar