Prestasi Jeblok, Slamet pun Bernyanyi, Mulai dari Ngemis Anggaran Hingga Dewan yang Hanya Berbicara Pokir

Reporter: Super Admin - Editor: No Editor
- Senin, 26 November 2018, 06:46 AM
JURNALJAMBI.CO – Bola panas jebloknya prestasi kontingen Merangin pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jambi ke XXII 2018 terus menggelinding. Menjadi orang yang paling disalahkan, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Merangin, Slamet Edi Sucipto angkat bicara.



Kata Slamet, pihaknya sudah wara-wiri meminta anggaran untuk KONI. Namun, baik legislatif maupun eksekutif acuh tak acuh. Puncaknya, pada tahun anggaran 2018, KONI Merangin hanya mendapatkan dana hibah sebesar Rp 2 milyar.

“Setiap tahun KONI selalu membuat  nota Dinas pada Bupati untuk rencana anggaran tahun yang akan dihadapi. Memang selalu di ACC oleh Bupati. Tapi, ketika didistrubusikan ke BEPPEDA lalu ke BPKAD, selalu tidak ada respon,” ujar Slamet.

“Pada saat itu, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) juga tidak pernah memanggil KONI. Sementara kami sudah bolak-balik menemui TAPD dan semua pihak terkait. Tapi responnya..???” tambah Slamet.

Dijelaskannya, pada saat hearing anggaran KONI di DPRD tidak pernah ada solusi. Jangankan untuk ditambah, dana KONI mentok diangka Rp 2 milyar dengan alasan tidak ada uang lagi.

“Dewan tidak pernah mau membahas dana Hibah untuk KONI dalam menghadapi Porprov. Yang selalu mereka bahas itu berapa dana pokir? Untuk membahas anggaran pokir, seringkali terjadi tarik ulur anggaran sehingga mereka mengabaikan Porprov. Itu nyata, mereka tidak pernah mau membahas dana untuk KONI,” tutur Slamet.

“Puncaknya, pada saat hearing di DPRD, KONI disarankan untuk mengalah dan menerima anggaran yang ada untuk mengikuti Porprov. Tentu saya merasa serba salah menghadapi masalah keuangan ini. Imbasnya, Merangin mendapatkan prestasi yang jeblok ditahun 2018,” terang Slamet.

Akibat minimnya anggaran, KONI Merangin hanya mengirimkan 300 atlit pada Porprov 2018 di Kota Jambi. Sementara, daerah lain mengirim hingga 800 atlit. Belum lagi pembinaan yang tidak maksimal akibat minimnya dana.

Slamet menerangkan, dalam ajang Porprov semua lini cabang olah raga (Cabor) yang diikut sertakan semua dananya minim dan tidak cukup. Atlit merangin tidak pernah mendapat pelatihan secara berkala dan serius karena minimnya anggaran.

“Dari 2015 sampai dengan 2018 anggaran untuk pembinaan atlit tidak ada dan dana anggaran untuk mengikuti porprov kita terkecil di Provinsi Jambi. Rasanya bohong kita mau dapat prestasi yang bagus. Dari awal saya sudah mengkhawatirkan ini, tapi apakah kita harus tidak ikut?,” kata Slamet.

“Sejak tahun 2016, kita sudah ngemis anggaran dengan TAPD. Tapi tidak pernah direspon. Bahkan, anggaran bonus atlit yang tahun 2015 saja hingga kini belum terbayarkan,” tegasnya. (*)

Penulis/Editor : Ivan Ginanjar

Tags

Berita Terkait

X