MANTAP…!!! Pemerintah Bakal Bangun Bendungan Raksasa Senilai RP 1,2 Triliun di Merangin… Aspan: Mari Kita Dukung Bersama-sama…

oleh

JURNALJAMBI.CO – Pemerintah Pusat berencana membangun bendungan raksasa senilai Rp 1,2 triliun di Kabupaten Merangin, Jambi. Bendungan itu ditempatkan di Desa Simpang Parit Kecamatan Renah Pembarap.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Merangin, Aspan membenarkan. Menurutnya, pembangunan bendungan raksasa itu berdasarkan pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No: 993/KPTS/M/2016 tentang rencana pengelolaan sumber daya air wilayah sungai Batanghari.

Kata Aspan, jika selesai nanti, bendungan itu akan menjadi bendungan terbesar di Pulau Sumatera yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk air minum, sumber irigasi dan potensi listrik.

“Tidak hanya untuk Kabupaten Merangin, bendungan ini juga sangat penting bagi Provinsi Jambi. Ini bendungan terbesar di Pulau Sumatera dengan potensi air baku sebanyak 2000 liter perdetik. Potensi ini bisa digunakan menjadi sumber air bagi masyarakat di Kabupaten Merangin dan Sarolangun,” ujar Aspan.

Selain ketersediaan ari baku lanjutnya, bendungan itu juga bisa dimanfaatkan untuk irigasi pertanian seluas 12.000 hektar diwilayah sekitar serta mampu memasok 120 Mega Watt listrik yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Jambi.

“Makanya, mari kita dukung bersama-sama. Bendungan ini sangat penting bagi kita semua. Nanti, ini juga bisa menjadi objek wisata baru. Perlu diingat, ini bendungan terbesar di Pulau Sumatera dan tentu sangat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Merangin,” ucapnya sembari tersenyum sumringah.

Dijelaskannya, tahap pembangunan bendungan telah dilaksanakan sejak tahun 2017 lalu. Kala itu, pemerintah pusat telah melakukan survey lokasi dan uji kelayakan. Ditahun 2018 ini, pemerintah telah melakukan desain tahap I.

Ditahun 2019 nanti, pembangunan bendungan akan melakukan desain tahap II, pemetaan lahan garapan, Amdal dan pembebasan lahan. Sementara, pembangunannya sendiri akan dilaksanakan tahun 2020 sampai tahun 2022.

“Bendungan ini sama dengan bendungan Jati Barang di Semarang, Gajah Mungkur di Wonogiri dan Wonorejo di Tulung Agung. Tinggi bendungan sekitar 80 meter dengan luas genangan mencapai 958 hektar dalam kondisi normal atau 1.202 hektar dalam kondisi banjir. Kalau diukur, panjang sungai yang terbendung nantinya sekitar 2 kilometer,” terangnya.

“Dilihat dari topografi sungai Batang Merangin di Simpang Parit yang diapit oleh dinding bebatuan alami, maka wilayah genangannya nanti tidak akan melebar, tapi air naik mengikuti dinding bebatuan dikiri kanan sungai hingga kewilayah hulu. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, ini tidak akan menjadi seperti danau. Tapi menjadi sungai besar yang memanjang kewilayah hulu,” tambah Aspan.

Lalu, bagaimana dengan wilayah geopark?

“Aman, geopark tidak tersentuh. Sebab lokasi bendungan berada di atas geopark,” pungkasnya. (*)

Penulis/Editor   : Ivan Ginanjar