JURNALJAMBI.CO – Tubuh bertato, berkulit legam dan bertampang sangar benar-benar menyempurnakan sosok Tajuddin sebagai seorang preman.
Di kampungnya, Tajuddin memang preman paling ditakuti. Dia tinggal di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara. Tapi itu dulu, Tajuddin kini sudah insaf.
” Boleh dibilang saya dulu memang preman,” ujar Tajuddin.
Rajah bergambar laba-laba dan motif tribal ini seakan menggambarkan kehidupan keras yang dijalani Tajuddin sehari-hari.
” Waktu bikinnya saya belum kepikiran bakal ke sini (naik haji),” ucap dia.
Ucapan Tajuddin bukan sekadar bualan. Jumrin membenarkan masa lalu kelam teman satu rombongan hajinya itu. Menurut dia, pria ini dulunya memang ditakuti. ” Iya, memang terkenal satu kampung orangnya,” kata Jumrin.
Tato ditubuh Tajuddin hanya sebuah gambaran kelam masa lalunya. Kini ia sudah bertobat sejak 20 tahun lalu.
Untuk mendapat uang, Tajuddin biasa menjual ikan. Profesinya yang membuatnya bisa menghidupi keluarga hingga kini.
Bahkan dari ikan-ikan jualannya, Tajuddin bisa menabung untuk berangkat haji ke Tanah Suci.
Pada 3 Agustus 2018 lalu, Tajuddin tiba di Jeddah, Arab Saudi untuk berhaji bersama istri dan kerabatnya. Rupanya, ini bukan kali pertama Tajuddin menunaikan Rukun Islam kelima. Delapan tahun silam ia pernah berangkat ke Tanah Suci.
Dengan menggunakan kain ihram di tubuhnya, Tajuddin ingin benar-benar menjalankan ibadah dengan baik ketika berada di Tanah Suci.
“Saya ingin lebih baik ibadahnya kali ini,” ucap Tajuddin. (*)
Sumber: Dream.co.id