Hanya Bermodal Semangat dan Doa

oleh

Modal awal yang mereka gunakan untuk memproduksi alat rumah tangga adalah bahan kain limbah yang bisa mereka peroleh dari pabrik di sekitar dengan harga Rp 600 per kilogram.

Sedangkan untuk alat pembuat keset mereka dapatkan dengan berutang. Harga per buah alat pembuat keset Rp 500.000.

“Saat ini kami baru punya 5 buah, itu pun masih berutang. Jika keset-keset ini laku terjual, kami sisihkan untuk membayarnya,” sebut Siti.

Satu buah keset dipatok seharga Rp 12.000, sedangkan cempal (kain warna warni yang dibentuk untuk mengangkat perabot dapur yang panas) dihargai Rp 5.000 per pasang.

“Sementara ini jualnya masih di wilayah Demak, melalui jaringan kawan. Kadang juga kami tawarkan di sosmed,” terang Siti.

“Kami membutuhkan support berupa bimbingan dan modal serta peluang pemasaran dengan harapan bisa mengembangkan produksi masyarakat seperti kami ini,” tambah wanita yang pernah menjadi TKW ini.

“Seberat apapun hidup kita, jangan sampai kita hanya pasrah dan minta-minta. Kami akan terus berusaha dan belajar untuk maju dan berkembang,” lanjut Siti.

Rasa syukur atas rezeki yang mereka dapatkan adalah dengan menyumbangkan juga keset-keset tersebut di mushala dan masjid yang membutuhkan.(KOMPAS.COM)